ANTV Corp
Newstainment

Ernest Prakasa Jalani Tiga Profesi, Di Garapan Film Perdananya.

Oleh : Sudarmanto
Jum'at, 01 Januari 2016 | 00:34 WIB
1.340
Love
Instagram Ernest Prakasa

AN.TV -Setelah sukses menjadi komedian tunggal, Ernest Prakarsa mencoba keberuntungan baru, menjadi sutradara film besutannya berjudul Ngenest.

Ernest Prakarsa pria kelahiran 29 Januari 1982, tak cukup puas dengan profesinya sebagai komedian tunggal. Sukses membawakan problem sosial  etnis Tionghoa dalam komedinya, Ernest menjadi sutradara film dari buah karya buku yang ditulisnya. Tak tanggung - tanggung, tiga profesi sekaligus di jalani Ernest di film besutannya sendiri, sebagai sutradara, penulis skenario serta pemeran utama.

Bagi Ernest menjadi pemain sekaligus sutradara, adalah tantangan tersendiri. Pasalnya melakukan dua hal sekaligus butuh konsentrasi tinggi, tingkat kesulitannya pun lebih tinggi.

"Kalau  jadi pemain itu ribet, punya keribetan masing – masing, Sutradara juga ribet. yang paling ribet adalah pemain merangkap sutradara, itu ribetnya minta ampun karena harus bagi energi, waktu, stamina dan mood.”

Film dengan durasi 90 menit, bercerita tentang kisah nyata kehidupan pribadi Ernest. Sebagai warga Tionghoa yang sering diejek sejak kecil, hingga akhirnya Ernest dewasa punya niat menikah dengan warga pribumi, agar Ernest tak diejek lagi sebagai warga Tionghoa.

Namun pasca menikah dengan warga pribumi, permasalahan belum tuntas, Ernest memikirkan jika punyai anak dengan mata sipit, maka kelak anaknya juga akan diejek.

Ternyata apa yang dipikirkannya itu salah, Ernest bangga sebagai warga keturunan Tionghoa, kariernya menjadi sukses, pasalnya kesuksesan Ernest tak luput dari kisah nyata dirinya sebagai warga Tionghoa, dari mulai bahan komedian tunggal Tionghoa, menulis buku tentang warga Tionghoa, dan sukses juga untuk film pertamanya yang juga bercerita tentang warga Tionghoa.

“ Sebenarnya banyak sih keresahan pribadi yang pingin disampaikan lewat film ini. Yang pertama sensitifnya, bahwa kaya rezim pemerintah sebelumnya menyamarkan Cina jadi Tionghoa, menurut saya itu bukan waktu yang esensial, emang kata Cina apa yang salah sih, dengan kata itu, justru mengajak teman-teman memaknai konteks sebuah kata Cina untuk memaknainya.”

Awalnya Ernest sempat tak percaya diri saat ditawarkan menjadi Sutradara dari buku yang di tulisnya, namun Chan Parwez sebagai pemilik rumah produksi, meyakinkan Ernest bisa. Pasalnya hanya Ernest yang tahu arah tujuan cerita film tersebut.

Dalam film bergenre drama komedi ini, juga banyak melibatkan pemain dari komunitas stand up komedi, sebab Ernest ingin mengangkat komunitas Komedian tunggal, agar bisa lebih diminati masyarakat seluruh Indonesia.

" Jadi gua pingin lebih banyak lagi teman yang dapat kesempatan main di film itu.”

Film karya Ernest Prakarsa, ditayangkan serempak, di bioskop seluruh Indonesia, mulai 30 Desember lalu.

 

 

1.340
Love
(mth)